FORHATI MAKASSAR – Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya gizi dalam 1000 hari pertama kehidupan, merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia.

Menurut data dari World Bank, Indonesia termasuk dalam negara dengan prevalensi stunting tinggi. Sebagai bagian dari solusi, perempuan, terutama perempuan Muslim, memegang peran penting dalam mengentaskan stunting melalui berbagai upaya yang bisa dilakukan dalam keluarga maupun masyarakat.

1. Perempuan sebagai Ibu yang Menjaga Gizi Anak

Sebagai ibu, perempuan Muslim memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka. Di dalam Islam, banyak ayat dan hadis yang mengajarkan pentingnya memberikan makanan yang bergizi kepada anak.

Misalnya, dalam Surah Luqman ayat 14, disebutkan bahwa Allah memerintahkan ibu untuk menyusui anaknya hingga dua tahun, yang merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Menyusui memberikan ASI (Air Susu Ibu) yang kaya akan nutrisi dan meningkatkan kekebalan tubuh anak.

Selain itu, perempuan Muslim diajarkan untuk mengedepankan kehalalan dalam konsumsi makanan.

Dengan memastikan asupan makanan bergizi dan halal, perempuan bisa mendukung kesehatan anak-anaknya, mencegah kekurangan gizi yang berujung pada stunting.

2. Pendidikan Kesehatan dan Gizi untuk Masyarakat

Perempuan Muslim juga dapat berperan dalam memberikan edukasi tentang pentingnya gizi yang seimbang di komunitasnya.

Banyak organisasi perempuan Muslim di Indonesia yang telah mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan yang sehat dan bergizi.

Mereka memanfaatkan pertemuan-pertemuan majelis taklim dan kelompok pengajian untuk menyebarkan informasi mengenai stunting dan cara pencegahannya.

Dengan latar belakang agama yang kuat, perempuan Muslim dapat mengajak sesama ibu untuk memahami pentingnya pemberian makan yang bergizi untuk anak, serta merencanakan menu yang seimbang untuk keluarga, meskipun dengan keterbatasan sumber daya.

3. Perempuan sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi yang Mendukung Ketahanan Pangan

Perempuan Muslim tidak hanya berperan di dalam rumah tangga, tetapi juga sering terlibat dalam kegiatan ekonomi yang mendukung ketahanan pangan.

Banyak perempuan di pedesaan yang terlibat dalam pertanian, seperti menanam sayuran atau memelihara hewan ternak. Hasil dari usaha tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi bagi keluarga.

Dengan memahami nilai pentingnya kesehatan gizi yang berkelanjutan, perempuan Muslim dapat menggunakan keahliannya dalam bidang pertanian dan peternakan untuk menyediakan makanan sehat, sekaligus mendidik keluarga dan masyarakat untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi.

4. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Lembaga Sosial

Untuk mengentaskan stunting, perempuan Muslim juga dapat bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga sosial.

Program pemerintah yang berfokus pada kesehatan anak, seperti pemberian tablet tambah darah, imunisasi, dan program makan bergizi, dapat lebih efektif jika melibatkan perempuan dalam implementasinya.

Perempuan Muslim di berbagai komunitas dapat menjadi penggerak utama dalam mensosialisasikan dan memastikan keberlanjutan program-program tersebut, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

5. Membangun Peran Positif dalam Keluarga dan Masyarakat

Melalui pendidikan yang baik dan pemahaman agama yang mengajarkan tanggung jawab keluarga, perempuan Muslim dapat berperan dalam membangun keluarga yang sehat.

Keluarga yang sehat adalah pondasi dari masyarakat yang kuat. Sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga yang berperan dalam pendidikan, perempuan dapat memupuk kesadaran akan pentingnya gizi seimbang, pola hidup sehat, dan stimulasi tumbuh kembang anak yang baik.

Kesimpulan

Perempuan Muslim memegang peranan strategis dalam pengentasan stunting. Dengan peran sebagai ibu, pendidik, pelaku ekonomi, dan agen perubahan di masyarakat, mereka dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.

Dengan bimbingan agama yang kuat dan kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah, pengentasan stunting dapat tercapai, dan generasi penerus yang sehat dapat dibangun untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. (*)